Hardware/CPU Benchmark di Linux Menggunakan Hardinfo

Benchmark atau bencmarking, menurut Wikipedia merupakan kegiatan menjalankan sebuah program atau perangkat lunak untuk mengukur performa suatu obyek. Obyek di sini dapat berupa CPU, harddisk, VGA, ethernet, memori, dll. Benchmark biasanya dilakukan dengan menjalankan sejumlah tes standar. Selain terhadap perangkat keras, benchmark juga dapat dilakukan untuk menguji performa perangkat lunak seperti compiler atau database management system. Di dunia free software khususnya Linux, perangkat lunak yang tersedia untuk keperluan benchmark semakin banyak. Sepertinya hal ini sangat dipengaruhi popularitas Linux di desktop yang berkembang pesat.

Instalasi Tool Benchmark
Kali ini, kita akan membahas salah satu perangkat lunak benchmarking di Linux. Saya menggunakan Debian Unstable, sedangkat perangkat lunak dimaksud adalah hardinfo. Perangkat ini sudah tersedia di repo Debian sehingga untuk instalasinya kita tinggal eksekusi perintah berikut sebagai root:
aptitude isntall hardinfo
Perangkat lunak hardinfo kemudian dapat kita jalankan dari terminal dengan mengeksekusi:
hardinfo
Atau menjalankannya dari menu System Tools->System Profiler and Benchmark jika menggunakan LXDE.

Informasi Hardware (Perangkat Keras)
Selain untuk benchmark, hardinfo juga menyediakan informasi perangkat keras yang terpasang di PC/laptop. Informasi ini dibagi ke dalam tiga bagian besar, 1) computer, 2) devices, 3) network. Masing-masing bagian menyediakan informasi yang lebih spesifik. Di bagian computer, kita bisa melihat ringkasan informasi perangkat keras seperti prosesor, memori, display, input, dll. Untuk melihat informasi lebih ditail, kita bisa klik di submenu yang tersedia.
Di bagian devices, kita bisa mendapatkan informasi lebih ditail tentang prosesor, memori, batere, dll. Informasi untuk masing-masing device disediakan di submenu yang berbeda.
Di bagian network terdapat informasi mengenai ethernet, alamat IP, tabel routing, tabel ARP, statistik, informasi DNS, dll. Klik masing-masing submenu untuk mendapatkan informasi lebih detail.
Menu benchmark sendiri ditempatkan di bagian akhir. Hardinfo menyediakan enam jenis benchmark berbeda untuk menguji kemampuan CPU. Submenu pertama 'CPU Blowfish', saat kita klik akan menampilkan skor dalam satuan detik. Semakin kecil nilainya berarti semakin baik. Hardinfo juga akan menampilkan perbandingan dengan beberapa prosesor lain.
Submenu 'CPU CryptoHash' bertugas menguji kemampuan CPU kita untuk melakukan CryptoHash. Hasilnya dalam satuan MiB/detik, semakin besar semakin baik.
Hardinfo juga melakukan pengujian CPU dalam perhitungan bilangan fibonacci. Hasilnya dalam satuan detik, semakin kecil semakin baik.
Submenu berikutnya 'CPU N-Queens', hasilnya dalam detik. Semakin kecil, semakin baik.
Dua menu benchmark terakhir menguji kemampuan CPU dalam pengolahan Floating Point Unit. Dimulai dengan 'FPU FFT' yang menghasilkan skor dalam satuan detik.
Submenu terakhir di bagian benchmark akan melakukan uji 'FPU Raytracing'. Skornya dalam satuan detik, semakin kecil semakin baik.
Kita juga dapat membuat laporan untuk semua jenis informasi perangkat keras dan hasil benchmark dengan klik menu 'Generate Report' di barisan toolbar.
Laporan yang dihasilkan oleh hardinfo berupa berkas html sehingga dapat dilihat dengan menggunakan browser apa saja.

Linux Command Line: Menampilkan Informasi Baterai dengan ACPI

Biasanya saya mengandalkan applet battery di panel Gnome atau desktop environtment lain untuk mengetahui informasi baterai laptop yang saya gunakan. Applet ini juga punya kemampuan untuk memberikan peringatan berupa notifikasi ketika baterai laptop hampir habis. Artinya kita harus segera menggunakan charger untuk mengisi ulang baterai. Lalu bagaimana kalau tiba-tiba saja applet battery ini mogok atau tidak mau beroperasi alias menghilang begitu saja dari panel? Kita bisa menggunakan command line dari terminal di sistem operasi Linux. Kita bisa menggunakan acpi, salah satu kakas (tool) command line yang seharusnya sudah tersedia di berbagai distro Linux tanpa instalasi.

Jika kita mengeksekusi perintah acpi tanpa argumentasi, hasilnya akan menampilkan informasi persentase dan lamanya waktu baterai akan bertahan.
acpi
Contoh keluarannya di terminal:
Kakas command line acpi juga menyediakan opsi untuk menampilkan suhu CPU laptop.
acpi -t
Hasilnya:
Opsi -V digunakan untuk menampilkan semua informasi tentang baterai, suhu, dan sistem pendingin laptop.
acpi -V
Hasilnya:
Opsi -i dapat kita gunakan untuk menampilkan informasi tambahan jika tersedia.
acpi -i
Beberapa opsi lain yang dimiliki kakas command line acpi tersedia di halaman manualnya.

Tutorial VirtualBox: Cara Mudah Import Appliance

VirtualBox appliance itu sederhananya adalah suatu template untuk sistem operasi berbasis virtual machine. Appliance itu bisa disediakan oleh pihak lain atau kita buat sendiri. VirtualBox appliance akan menyederhanakan dan mempercepat proses deployment suatu sistem operasi lengkap dengan layanannya. Kita bisa mengunduh salah satu appliance yang banyak tersedia di internet dan mengimpornya di VirtualBox. Setelah membahas cara mudah membuat appliance di artikel sebelumnya, di artikel kali ini saya akan menunjukkan bagaimana caranya mengimpor appliance tersebut ke VirtualBox.

Di jendela utama VirtualBox, klik menu 'File' lalu pilih 'Import Appliance'. Atau tekan kombinasi tombol Ctrl+I pada papan ketik.
Aksi di atas akan membawa kita pada wizard import appliance. Pilih berkas appliance dengan klik tombol 'Choose'.
Berkas appliance yand didukung oleh VirtualBox memiliki ekstensi OVA atau OVF.
Wizard akan menampilkan informasi tentang appliance. Klik 'Import' untuk mulai instalasi appliance.
Setujui lisensi appliance dengan klik tombol 'Agree'.
Proses import VirtualBox appliance sudah selesai.

Tutorial Instalasi Linux OpenSUSE 12.1

Selain RedHat Enterprise Linux dan distro turunannya (CentOS, Fedora, dll) ada satu lagi sistem operasi yang banyak digunakan di kalangan enterprise. Tentu saja distro dimaksud adalah SUSE Enterprise Linux dan versi komunitasnya, OpenSUSE. OpenSUSE punya satu kelebihan yang tidak dimiliki distro Linux lainnya. Distro punya YaST, kakas berbasis GUI yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk melakukan konfigurasi sistem. YaST sangat mudah digunakan dan hampir semua layanan server dicakup di dalamnya. Pengguna yang baru migrasi dari sistem operasi Windows Server akan sangat terbantu sekali dengan adanya YaST.

Di tutorial kali ini, kita akan membahas step by step instalasi OpenSUSE 12.1. Instalasi dilakukan menggunakan virtual machine di atas VirtualBox. Silakan baca artikel sebelumnya untuk panduan instalasi VirtualBox di Debian dan cara mudah membuat virtual machine. ISO image installer OpenSUSE 12.1 dapat diunduh dari situs resminya atau mirror lokal seperti Kambing. Atur komputer untuk boot menggunakan CD-ROM. Setelah itu ikuti langkah-langkah instalasi berikut:

  1. Dari menu boot loader OpenSUSE, pilih 'Installation' lalu tekan Enter.
  2. Di layar 'Welcome' pilih bahasa dan keyboard layout yang akan digunakan selama dan sesudah instalasi. Klik 'Next' untuk melanjutkan.
  3. Pilihan 'New Installation' digunakan jika kita belum pernah melakukan instalasi OpenSUSE di komputer yang sama. Jika sebaliknya, pilih 'Update an Existing System' untuk melakukan upgrade ke rilis lebih baru. Lanjutkan dengan klik 'Next'.
  4. Pilih zona waktu dengan klik pada titik di peta atau memilih dari combobox. Sesuaikan juga waktu yang tampil jika tidak sesuai. Klik 'Next'.
  5. Tentukan desktop environment yang akan digunakan. OpenSUSE menyediakan beberapa pilihan seperi Gnome, KDE, XFCE, LXDE, Minimal X Window, atau tanpa desktop sama sekali. Klik 'Next' untuk melanjutkan.
  6. Kita akan menyerahkan pembuatan partisi ke installer OpenSUSE, dengan cara ini OpenSUSE akan membuat beberapa partisi yang dibutuhkan secara otomatis. Pastikan untuk menghilangkan semua tanda centang lalu klik 'Next'.
  7. Isi informasi untuk user mulai dari nama lengkap, username, dan password. Di sini kita juga punya pilihan untuk menjadikan user ini sebagai administrator, sehingga nantinya dapat melakukan administrasi sistem menggunakan sudo. Lalu klik 'Next'.
  8. Klik 'Install' untuk mulai melakukan instalasi sistem ke hard disk. Sebelumnya pastikan dulu semua setting instalasi sudah sesuai, jika ada yang belum silakan menekan tombol 'Back' untuk mengubahnya.
  9. Konfirmasi instalasi dengan klik tombol 'Install'.
  10. Instalasi berlangsung dan memakan waktu beberapa puluh menit. Tunggu hingga proses ini selesai.
  11. Setelah instalasi selesai, OpenSUSE akan reboot. Masih booting menggunakan CD/DVD seperti pada langkah pertama pilih 'Boot from Hard Disk' untuk melanjutkan instalasi ke tahap konfigurasi otomatis.
  12. Setelah itu kita sudah bisa login ke desktop OpenSUSE menggunakan user yang kita buat tadi.
  13. Dan kitapun sampai di desktop OpenSUSE yang siap dioprek lebih lanjut.
Bagaimana, instalasi OpenSUSE cukup mudah kan? Berikutnya kita akan mencoba menggunakan YAST untuk konfigurasi berbagai layanan di OpenSUSE 12.1.

Menggunakan RedHat RPM Package Manager Untuk Install, Uninstall, dan Upgrade Software

Dibalik kemudahan instalasi software menggunakan YUM, ada RPM Package Manager (dulunya RedHat Package Manager). YUM memang datang dengan konsep yang sangat brilian, dia mampu menangani masalah dependency antarpaket secara otomatis. Ketika kita hendak install PHPMyAdmin misalnya, YUM akan mencari paket apa saja yang dibutuhkan dan memasangnya sebelum memasang PHPMyAdmin. Tapi semuanya itu berawal dari RPM, paket-paket biner untuk distro berbasis RedHat dikemas dalam berkas dengan ekstensi RPM. Tanpa YUM, kita masih bisa melakukan instalasi paket-paket RPM secara manual. Sebaliknya YUM tidak akan berguna tanpa RPM. Seorang pengguna distro RedHat, CentOS, Fedora, OpenSUSE, Mageia (dulu Mandriva), dkk wajib mengerti cara penggunaan RPM untuk install, uninstall, dan upgrade software.

Install
Salah satu fungsi dasar RPM Package Manager tentu saja untuk instalasi berkas berekstensi rpm. Kita dapat mencari paket RPM untuk software yang diinginkan di rpmfind.net. Setelah mendapatkannya, kita dapat melakukan instalasi dengan perintah:
rpm -ivh mysql-connector-odbc-5.1.10-1.i386.rpm
Eksekusi perintah di atas dilakukan dari direktori di mana berkas rpm berada. Opsi i artinya install, v untuk verbose, dan h untuk hash.

Uninstall
Kadang-kadang kita hanya ingin mencoba software yang kelihatannya menarik, namun setelahnya kita ingin membuangnya dari sistem. Di sistem RPM kita cukup menggunakan perintah berikut untuk uninstall suatu software.
rpm -e mysql-connector-odbc-5.1.10-1
Perhatikan namanya kini tidak lagi menggunakan ekstensi i386.rpm.

Upgrade
Jika sebelumnya kita telah memasang ODBC connector untuk MySQL versi lebih rendah dan ternyata versi lebih baru dari software ini sudah tersedia maka kita dapat langsung melakukan upgrade dengan perintah:
rpm -Uvh mysql-connector-odbc-5.1.10-1.i386.rpm
Misalnya di sistem sudah ada paket mysql-connector-odbc-5.0.0 maka perintah di atas akan membuang versi lama dan memasang versi yang lebih baru.

Query
Kita juga dapat menggali informasi tentang suatu paket RPM, baik yang sudah sudah dipasang ataupun masih berupa berkas berekstensi rpm. Berikut adalah beberapa perintah rpm untuk menemukan informasi suatu paket.

Untuk mencari semua nama pake yang ada di sistem, eksekusi perintah:
rpm -qa
Dengan menambahkan nama ke perintah di atas kita dapat mencari nama paket yang lebih spesifik. Contoh perintah ini kan menampilkan semua paket yang namanya mengandung kata mysql.
rpm -qa mysql
Tampilkan informasi tentang satu berkas berekstensi rpm dengan perintah:
rpm -qpi mysql-connector-odbc-5.1.10-1.i386.rpm
Kita juga bisa mencari tahu dependency suatu paket cukup dengan satu perintah singkat:
rpm -qpR mysql-connector-odbc-5.1.10-1.i386.rpm
Atau bahkan berkas-berkas apa saja yang nantinya ditambahkan oleh suatu paket ke sitem.
rpm -qpl mysql-connector-odbc-5.1.10-1.i386.rpm
Dan seperti dugaan Anda, sebenarnya YUM juga menggunakan informasi-informasi ini untuk menjadikan dirinya hebat. Itu sebabnya seorang pengguna distro berbasis RPM wajib memahami kakas satu ini. Lebih lanjut mengenai RPM dan opsi-opsinya dapat ditemuka di RPM.org atau halaman manual rpm.

Install Oracle Heterogeneous Services Untuk MySQL di Oracle Linux 6.2

Beberapa waktu yang lalu saya sudah menulis tentang Oracle HS (Heterogeneous Services) di blog ini. Kala itu saya menggunakan Oracle HS di sistem operasi RedHat Enterprise Linux 4.5 dengan database Oracle 10g R2 XE (Express Edition) untuk mengakses database MySQL di sistem operasi Windows Server 2003. Di artikel ini saya akan membahas topik yang sama tapi kasusnya berbeda. Kali ini database Oracle 11g R2 Enterprise Edition terpasang di Oracle Linux 6.2, sedangkan database MySQL di Windows Server 2003. Dalam kasus ini kita tidak perlu melakukan konfigurasi di MySQL atau Windows Server 2003, semua konfigurasi Oracle HS akan dilakukan di sisi Oracle Linux 6.2.

Kita mulai dengan memasang driver ODBC untuk MySQL di server Oracle Linux 6.2.
su
rpm -ivh mysql-connector-odbc-5.1.5r1144-7.el6.x86_64.rpm
Paket RPM tersebut sudah ada di DVD installer Oracle Linux 6.2 tapi kita bisa juga mengunduhnya dari situs MySQL. Namun dari pengalaman saya, installer ODBC dari situs MySQL membutuhkan paket dependency yang belum tersedia di Oracle Linux 6.2.

Selanjutnya kita akan membuat konfigurasi ODBC di /etc/odbc.ini, gunakan editor seperti vim atau nano untuk menambahkan baris berikut ke berkas tersebut.
[MY_SQL]
DRIVER = /usr/lib64/libmyodbc5.so
SERVER = 10.15.5.71
UID = username
PWD = password
DATABASE = database
PORT = 3306

[ODBC]
TRACE = 1
TRACEFILE = /tmp/odbc.log
Ganti informasi SERVER, UID, PWD, DATABASE masing-masing secara berurutan dengan alamat IP server, username, password user bersangkutan, dan basis data MySQL yang akan diakses.

Kita juga harus membuat konfigurasi Oracle HS di $ORACLE_HOME/hs/admin/initSID.ora yang berisi data-data di bawah ini.
HS_FDS_CONNECT_INFO = MY_SQL
HS_FDS_TRACE_LEVEL = DEBUG
HS_FDS_SHAREABLE_NAME = /usr/lib64/libodbc.so
HS_LANGUAGE=AMERICAN_AMERICA.WE8ISO8859P15

set ODBCINI = /etc/odbc.ini
set ODBCINSTINI = /etc/odbcinst.ini
Perhatikan baris HS_FDS_CONNECT_INFO harus memiliki nilai yang sama dengan konfigurasi di /etc/odbc.ini. $ORACLE_HOME adalah direktori untuk produk database Oracle. Di Oracle Linux 6.2 kita bisa menampilkannya dengan perintah:
echo $ORACLE_HOME
SID pada initSID.ora harus diganti dengan nama SID yang akan digunakan untuk mengakses MySQL. Di sistem Oracle Linux yang saya gunakan, path lengkap untuk konfigurasi inisial Oracle HS menjadi /oracle/product/11.2.0/dbhome_1/hs/admin/initMYSQLDB.ora.

Terakhir, kita harus menambahkan konfigurasi untuk mengakses database MySQL melalui Oracle HS (Heterogeneous Services) di $ORACLE_HOME/network/admin/tnsnames.ora dan $ORACLE_HOME/network/admin/listener.ora. Kedua konfigurasi ini sangat sensitifm sedikit kesalahan ketik saja akan mengakibatkan Oracle HS tidak berjalan dengan baik. Berikut cuplikan untuk konfigurasi tnsnames.ora.
MYSQLDB =
   (DESCRIPTION =
      (ADDRESS = (PROTOCOL = TCP)(HOST = db.company.com)(PORT = 1521))
         (CONNECT_DATA =
            (SID = MYSQLDB)
      )
      (HS = OK)
   )
Tambahkan baris-baris di atas ke baris terakhir tnsnames.ora. Jangan lupa mengganti db.company.com pada parameter HOST dengan nama domain atau alamat IP server Oracle Linux 6.2. Lalu di listener.ora konfigurasinya menjadi:
SID_LIST_LISTENER =
  (SID_LIST =
     (SID_DESC =
        (SID_NAME = MYSQLDB)
        (ORACLE_HOME = /oracle/product/11.2.0/dbhome_1)
        (PROGRAM = dg4odbc)
     )
  )

LISTENER =
  (DESCRIPTION_LIST =
     (DESCRIPTION =
        (ADDRESS = (PROTOCOL = TCP)(HOST = db.company.com)(PORT = 1521))
        (ADDRESS = (PROTOCOL = IPC)(KEY = EXTPROC1521))
     )
     (DESCRIPTION =
        (ADDRESS = (PROTOCOL = TCP)(HOST = db.company.com)(PORT = 1522))
      )
   )

ADR_BASE_LISTENER = /oracle
Konfigurasi yang berwarna merah menandakan baris yang saya tambahkan di konfigurasi lama. Samakan db.company.com pada parameter HOST seperti pada tnsnames.ora. Selanjutnya kita reload konfigurasi listener Oracle dengan menjalankan perintah berikut dari terminal:
lsnrctl reload
Pastikan instance untuk layanan MySQL sudah dijalankan dengan perintah lsnrctl status yang menghasilkan output untuk SID MYSQLDB, lebih kurang seperti:
Service "MYSQLDB" has 1 instance(s).
   Instance "MYSQLDB", status UNKNOWN, has 1 handler(s) for this service...
Cek juga apakah output dari lsnrctl services sudah menampilkan instance MYSQLDB. Jika sudah, masuk ke Oracle menggunakan sqlplus, buat database link, dan coba jalankan query ke server MySQL.
sqlplus / as sysdba
create public database link mysql connect to "username" identified by "password" using 'MYSQLDB'
select from nm_tabel@mysql
mysql adalah nama database link yang kita buat pada perintah create public database link. Ganti username dan password seperti yang kita gunakan di /etc/odbc.ini. Ganti juga nm_tabel dengan nama tabel yang ada di database yang kita tetapkan di /etc/odbc.ini. Seharusnya perintah terakhir menampilkan semua record yang ada di tabel nm_tabel jika konfigurasi instalasi Oracle HS sudah tepat.

Konfigurasi Pasca Instalasi Linux CentOS 6.2

Di artikel sebelumnya telah dibahas step by step instalasi distro CentOS 6.2 menggunakan media instalasi live DVD. Instalasi standar CentOS tidak melakukan penambahan username, pengaturan waktu dan tanggal, kernel crash dump, dll. Konfigurasi akan dilakukan setelah instalasi sistem dasar selesai dan user melakukan reboot dari mode live DVD ke sistem yang baru selesai dipasang. Gaya instalasi seperti ini memang lazim digunakan distro-distro turunan RedHat. Tanpa konfigurasi pasca instalasi maka CentOS tidak dapat kita gunakan. Tahap ini adalah wajib hukumnya.

Saat instalasi CentOS selesai, user harus melakukan reboot ke sistem baru di hard disk untuk memasuki tahap pengaturan. Layar 'Welcome' akan menyambut pengguna baru CentOS. Dari sini user dapat melanjutkan dengan klik Forward.
Di layar berikutnya, kita harus sepakat dengan lisensi CentOS 6.2 dengan memilih 'Yes, I agree to the License Agreement'. Lalu klik forward untuk melanjutkan.
Selanjutnya kita akan membuat username yang akan digunakan untuk pemakaian biasa sehari-hari. User ini tidak mempunyai hak untuk mengubah konfigurasi sistem. Masukkan username, fullname, dan password di kotak isian yang tersedia. Klik Forward.
Pastikan tanggal dan jam sudah cocok. Lakukan penyesuaian jika salah satu atau keduanya tidak tepat. Di layar ini kita juga punya pilihan untuk mengatur waktu diperbarui melalui server melalui jaringan.
Konfigurasi terakhir, aktifkan kdump untuk mencatat crash yang terjadi di level kernel. Klik Finish untuk menyelesaikan konfigurasi.
Sekarang konfigurasi pasca instalasi sudah selesai dan kita sudah dapat login ke sistem operasi CentOS menggunakan user yang dibuat di langkah di atas.

Instalasi MariaDB, MySQL Fork di Fedora GNU/Linux 16

Ketika Sun Microsystems membeli MySQL dari MySQL AB di tahun 2008 kemudian dilanjutkan dengan pengambilalihan kepemilikan Sun oleh Oracle, Michael 'Monty' Wildenius dan beberapa penulis asli MySQL tidak pernah benar-benar ikut diakuisisi. Monty malah membuat MariaDB yang ia sebut sebagai 'drop-in replacement' untuk MySQL. MariaDB memang dikembangkan dengan basis MySQL. Semua fitur yang ada di MySQL hampir dipastikan akan ada di MariaDB juga. Semua perintah, antarmuka, pustaka, hingga API yang ada di MySQL juga ada di MariaDB. Bahkan pengguna dapat langsung menggunakan basis data milik MySQL di MariaDB tanpa konversi sama sekali.

Saat ini MariaDB sudah mencapai versi 5.3.6 untuk rilis stabil. Pilihan cara instalasi yang disediakan untuk setiap rilis cukup beragam. Untuk distro RedHat, Fedora, CentOS, OpenSUSE, Oracle Linux dan distro lain berbasis RPM tersedia installer berbentuk RPM. Pengguna Windows dan Solaris juga dapat mengunduh installer untuk masing-masing sistem operasi. Pengguna Debian dan Ubuntu bahkan lebih beruntung karena dapat menggunakan repo dari pengembang MariaDB. Instalasi di distro selain yang disebutkan sebelumnya dapat menggunakan installer berbentuk biner atau kompilasi kode sumber (source code). Di artikerl ini kita akan mencoba melakukan instalasi MariaDB 5.3.5 di Linux Fedora 16.

Installer biner MariaDB dapat diunduh dari situs resminya. Sebelum memulai instalasi, kita tambahkan dulu group dan user untuk mysql.

su
groupadd mysql
useradd -g mysql mysql
Ekstrak berkas tar berisi paket biner MariaDB. Kita dapat mengekstraknya ke direktori /usr/local yang menjadi standar di beberapa distro. Namun kita dapat saja mengekstraknya ke direktori lain semisal /opt. Setelah ekstraksi pindah ke direktori yang menampung ekstraksi MariaDB.
cd Dowloads
tar xzvf mariadb-5.3.5-ga-Linux-x86_64.tar.gz -C /opt
cd /opt
 
Langkah selanjutnya buat symbolic link mysql ke target direktori hasi ekstraksi tadi. Lalu masuk ke direktori mysql.
ln -s /opt/mariadb-5.3.5-ga-Linux-x86_64 mysql
cd mysql
Lanjutkan dengan menjalankan skrip untuk membuat basis data sistem yang dibutuhkan MariaDB.
./scripts/mysql_install_db --user=mysql
Perintah tersebut akan membuat basis data awal yang harus ada untuk menjalankan MariaDB di /var/lib/mysql. Kita juga harus membuat direktori mysqld di bawah /var/run yang dibutuhkan untuk run time MariaDB, jangan lupa mengubah kepemilikannya ke mysql.
mkdir /var/run/mysqld
chown mysql:dba /var/run/mysqld
Coba jalankan MariaDB:
./bin/mysqld_safe --user=mysql &
Bila muncul pesan galat (error) saat mengeksekusi perintah di atas, cek berkas  log di /var/log/mysqld.log untuk mengetahui lebih jelas masalah yang terjadi. Jika perintah di atas sukses, cobalah masuk ke MariaDB:
./bin/mysql -u root --socket=/var/lib/mysql/mysql.sock
Coba juga untuk menjalankan perintah SQL setelah masuk di konsol MariaDB seperti tampak pada tangkapan layar di bawah ini.

Mengenal Package Manager YUM di Fedora/CentOS

YUM yang merupakan kependekan dari Yellowdog Updater, Modified adalah kakas (tool) baris perintah (command line) untuk instlall, update, dan uninstall (remove) perangkat lunak di distro Linux berbasis package manager RPM (RPM Package Manager)RedHat, CentOS, Fedora, Oracle Linux, dan distro lain turunan RedHat menggunakan YUM sebagai package manager. YUM secara otomatis akan mencari ketergantungan (dependency) suatu perangkat lunak ketika pengguna hendak melakukan instalasi. YUM mempermudah urusan instalasi perangkat lunak yang biasanya harus dilakukan satu per satu jika menggunakan RPM.

YUM dijalankan lewat terminal, namun ada beberapa distro seperti OpenSUSE yang menyediakan GUI sebagai front end. Seperti kebanyakan perintah dasar Linux yang dijalankan lewat terminal, YUM memiliki banyak argumen perintah. Di artikel ini, kita akan membahas beberapa di antaranya.

Mencari Perangkat Lunak
Untuk mencari nama paket RPM yang tersedia di repositori distro Fedora atau CentOS, gunakan perintah yum search kata_kunci. Ganti kata_kunci dengan nama atau deskripsi perangkat lunak yang akan dicari.
yum search browser
Perintah di atas akan menampilkan semua paket RPM yang mengandung kata browser. Kita juga dapat menggunakan:
yum list
untuk menampilkan semua paket yang terpasang dan tersedia di repo. Untuk menampilkan hanya perangkat lunak yang dipasang di sistem gunakan perintah:
yum list installed
Kita juga dapat menampilkan perangkat lunak apa saja yang tersedia di repositori dengan perintah:
yum list available
Perintah berikut akan menampilkan semua paket yang memiliki update yang siap dipasang.
yum list updates
Di distro Fedora/CentOS, beberapa paket yang memiliki keterkaitan digabungkan menjadi satu grup untuk mempermudah instalasinya. Perangkat lunak yang tergabung ke dalam grup ini dapat kita tampilkan dengan perintah:
yum grouplist
Instalasi Perangkat Lunak
Perintah yang digunakan untuk instalasi perangkat lunak yang merupakan paket tunggal adalah yum install nama_paket. Jika perangkat lunak yang hendak dipasang lebih dari satu, pisahkan setiap nama paket dengan spasi. Misalnya untuk instalasi server MySQL, kita gunakan perintah:
yum install mysql-server
Selain itu kita juga dapat memasang beberapa perangkat lunak yang tergabung menjadi satu grup menggunakan perintah.
yum groupinstall Clustering
Perintah tersebut akan memasang semua paket yang terdapat di grup Clustering.

Update Perangkat Lunak
Lakukan pembaruan seluruh perangkat lunak di sistem dengan perintah berikut:
yum update
Kita juga dapat melakukan pembaruan terhadap satu perangkat lunak saja. Caranya tambahkan nama paket di akhir perintah di atas.
yum update mysql-server
Sebelumnya, pastikan dulu index di basis data YUM sudah up to date.
yum check-update
Untuk perangkat-perangkat lunak yang tergabung dalam grup, pembaruan dapat dilakukan dengan perintah:
yum groupupdate
Uninstall Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang terpasang di distro Fedora/CentOS dapat kita hapus menggunakan perintah yum remove nama_paket. Perintah ini akan menghapus paket mysql-server dari sistem:
yum remove mysql-server
Perangkat lunak yang dipasang sebagai grup juga dapat kita hapus sekaligus sebagai grup menggunakan perintah:
yum groupremove Clustering
Untuk infomasi dan dokumentasi lebih lengkap mengenai perintah-perintah YUM, silakan merujuk ke halaman manualnya.

Tutorial Instalasi Database Oracle XE 11g R2 di Linux Fedora 16

Oracle RDBMS (Relational Database Management System) menjadi salah satu sistem basis data relasional paling banyak digunakan. Database Oracle memang sudah terbukti sebagai salah satu sistem basis data yang dapat diandalkan untuk menangani proyek besar dengan data yang juga sangat besar. Database Oracle dibuat oleh Oracle Corporation dan menjadi salah satu primadona di kalangan pekerja IT. Kemampuan menguasai database Oracle menjadi salah satu syarat yang banyak disertakan oleh para pencari karyawan IT. Oracle dirilis dalam beberapa edisi, mulai dari Standar Edition, Standar Edition One, Enterprise Edition, hingga Express Edition (XE) yang gratis namun memiliki beberapa keterbatasan. Oracle XE kelihatannya memang disediakan untuk kepentingan belajar. Ukurannya lebih kecil, kebutuhan perangkat kerasnya juga tidak setinggi edisi lainnya.

Oracle XE 11g R2 adalah rilis terbaru dan dapat diunduh gratis dari situs resmi Oracle. Berbeda dengan rilis Oracle XE 10g R2 yang hanya menyediakan installer untuk Linux arsitektur x86, rilis terbaru ini justru kini hanya menyediakan installer Linux untuk arsitektur x86_64. Jadi pastikan target sistem operasi Fedora 16 untuk instalasi juga berplatforn x86_64. Cara instalasi Fedora 16 x86_64 dapat ditemukan di artikel sebelumnya.

Usai mengunduh installer Oracle XE 11g R2, buka sebuah terminal emulator dan ganti user menjadi root. Lalu install perangkat lunak unzip yang nantinya akan digunakan untuk mengekstrak installer Oracle XE 11g R2.
su
yum install unzip
Ekstrak berkas installer Oracle XE 11g R2, gunakan perintah unzip seperti tampak pada tangkapan layar berikut ini.
Install berkas dependensi yang dibutuhkan untuk instalasi. Di sistem Fedora 16 yang saya gunakan untuk instalasi, hanya ada satu pustaka yang harus ditambahkan ke sistem. Jalankan perintah berikut sebagai root untuk instalasinya.
yum install libaio
Kemudian masuk ke direktori hasil ekstraksi tadi, jalankan perintah rpm seperti tampak pada tangkapan layar di bawah ini untuk memulai instalasi Oracle 11g R2 di Fedora 16.
Bila instalasi berjalan lancar tanpa adanya pesan galat (error), lanjutkan dengan konfigurasi database Oracle dengan menjalankan perintah:
/etc/init.d/oracle-xe configure
Biarkan saja nomor port menggunakan pilihan default pada tahap konfigurasi port-port yang akan digunakan Oracle XE.

Tentukan password untuk pengguna /, SYS, dan SYSTEM.
Jawab y untuk menjalankan layanan Oracle XE ketika komputer dihidupkan, atau n jika layanan Oracle tidak perlu dijalankan ketika komputer dihidupkan.
Setelah proses instalasi ini selesai, cek layanan Oracle dengan login menjadi user oracle.
su - oracle
lsnrctl status
Cobalah mengakses layanan Oracle menggunakan SQL*Plus atau klien lainnya jika tidak ada galat pada keluaran perintah di atas.

Tutorial Step by Step Instalasi Linux CentOS 6.2

Tak bisa dipungkiri Red Hat Enterprise Linux (RHEL) hingga kini masih menjadi distro Linux terbaik di pasar server. Popularitas RHEL di lingkungan enterprise tentu saja membuka kesempatan bagi para Linuxer. Mereka yang punya kemampuan dan menguasai server RHEL pasti akan lebih mudah mendapatkan kesempatan kerja. Jadi tak ada ruginya kalau belajar RHEL. Sayangnya RHEL itu tidak gratis, kita harus menjadi pelanggan Red Hat untuk mendapatkannya. Namun bukan dunia free/open source software namanya kalau tidak ada solusi. Seiring dengan popularitas RHEL beberapa distro turunan dengan basis kode sama bermunculan. Sebut saja CentOS, Scientific Linux, atau Oracle Linux. Belajar menggunakan distro-distro ini tak ada ubahnya menggunakan RHEL, minus dukungan dari Red Hat.

Salah satu tahap awal untuk belajar distro Linux apapun, termasuk CentOS adalah mencoba instalasi distro tersebut. Bisa menggunakan mesin fisik atau menggantinya dengan solusi virtual machine seperti VirtualBox. Di artikel-artikel sebelumnya kita sudah membahas bagaimana instalasi VirtualBox di Debian dan bagaimana cara membuat virtual machine baru. Dan berikut adalah step by step instalasi CentOS 6.2.
  1. Boot komputer menggunakan CD instalasi CentOS 6.2 yang dapat diunduh dari sini. Jika memilih menggunakan versi Live CD, mulai instalasi dengan klik pada shortcut Install to Hard Drive di desktop.
  2. Wizard instalasi CentOS 6.2 akan dijalankan. Klik Next untuk melanjutkan.
  3. Pilih jenis papan ketik yang sesuai. Di Indonesia kebanyakan menggunakan jenis U.S. English. Lanjutkan ke langkah berikutnya dengan klik Next.
  4. CentOS 6.2 dapat di-install menggunakan media penyimpanan biasa (hard disk yang terpasang di komputer lokal) atau media penyimpanan khusus semisal SAN (Storage Area Network). Jika menggunakan hard disk di komputer lokal, pilih Basic Storage Devices. Sebaliknya pilih Specialized Storage Devices jika hendak meng-install di SAN. Klik Next untuk melanjutkan.
  5. Tentukan nama host untuk komputer, lalu klik Next untuk masuk ke langkah berikutnya.
  6. Pilih zona waktu yang sesuai dengan lokasi instalasi. Klik Next untuk melanjutkan.
  7. Masukkan password untuk root di kotak isian Root Password dan konfirmasi di kotak isian di bawahnya. Pilih password yang cukup panjang dan kompleks tapi mudah diingat. Lanjutkan dengan klik tombol Next.
  8. Pilih jenis partisi untuk instalasi. Untuk kebebasan menentukan sendiri tata letak dan ukuran partisi pilih Create Custom Layout. Empat pilihan lainnya akan menyerahkan pembuatan partisi ke installer, bahkan mungkin menghapus data yang ada di hard disk. Klik Next untuk mulai membuat partisi.
  9. Pilih device dengan label Free, lalu klik Create untuk membuat partisi baru.
  10. Wizard pembuatan partisi baru akan muncul. Pertama sekali, tentukan jenis partisi apakah akan menggunakan partisi standar, RAID software, atau LVM. Pilihan RAID dan LVM membutuhkan konfigurasi yang cukup rumit sehingga kurang cocok untuk pemula. Klik Create setelah memilih jenis partisi.
  11. Tentukan Mount Point, File System Type, dan Size (MB) pada dialog Add Partition. Sebagai contoh kita akan membuat partisi yang akan dikaitkan (mount) di /boot dengan ukuran 200 MB. Klik OK untuk menambahkan partisi.
  12. Ulangi langkah 9 s.d. 11 di atas untuk membuat partisi / dengan file system ext4 ukuran 5100 MB dan partisi swap berukuran 2891 MB. Sehingga kita akan mempunyai tiga partisi seperti berikut. Klik Next untuk melanjutkan.
  13. Pilih Write changes to disk untuk mengonfirmasi pembuatan partisi dan menuliskan perubahannya ke hard disk.
  14. Ganti lokasi instalasi boot loader jika diperlukan. Kita juga dapat menetapkan password untuk boot loader. Klik Next untuk melanjutkan.
  15. Instalasi CentOS 6.2 akan berlangsung beberapa waktu. Tunggu hingga proses penyalinan sistem ke hard disk selesai.
  16. Instalasi CentOS 6.2 selesai. Kita dapat menutup wizard instalasi dan menghidupkan ulang (reboot) komputer ke sistem operasi CentOS 6.2 yang baru selesai di-install.
Langkah selanjutnya akan dilanjutkan setelah kita masuk ke sistem operasi CentOS 6.2. Sebelum dapat benar-benar menggunakannya kita masih harus melakukan pengaturan lebih lanjut seperti pembuatan user, pengaturan tanggal, dll. Konfigurasi pasca instalasi akan kita bahas di artikel berikutnya.